Mulai! Kajian Banjir Rob Area PLTGU Priok, Envidata Persiapkan Tenaga Ahli dan Terapkan Asas K3

Mulai! Kajian Banjir Rob Area PLTGU Priok, Envidata Persiapkan Tenaga Ahli dan Terapkan Asas K3

EnvidataID, Jakarta – Di awal tahun 2025, PT. Envidata Inovasi Indonesia (Envidata) dan PT. PLN Indonesia Power UBP Priok (UBP Priok) secara resmi telah menyepakati kerja sama dalam proyek Kajian Penanggulangan Banjir Rob di area Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok, Jakarta Utara. Kerja sama ini bertujuan untuk menganalisis kondisi banjir rob yang semakin sering terjadi di wilayah tersebut serta mencari solusi efektif guna memitigasi dampaknya terhadap operasional dan infrastruktur pembangkit listrik. Dalam proyek ini, Envidata berperan sebagai tim konsultan yang bertanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan kajian secara menyeluruh, mulai dari survei lapangan, pengumpulan serta analisis data, hingga penyusunan rekomendasi strategis yang dapat diimplementasikan oleh pihak UBP Priok. Kajian ini mencakup berbagai aspek teknis, termasuk hidrologi, struktur bangunan, serta stabilitas tanah, yang menjadi faktor krusial dalam pengelolaan risiko banjir rob di area pesisir.

Rob Jakarta

Fenomena rob di Jakarta merupakan banjir pasang air laut yang terjadi di wilayah pesisir akibat naiknya permukaan air laut, terutama saat fase pasang tinggi. Jakarta Utara, sebagai kawasan pesisir, sering mengalami rob yang diperparah oleh faktor seperti penurunan permukaan tanah (land subsidence), perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan muka air laut, serta berkurangnya daya tampung sistem drainase. Rob kerap menyebabkan genangan berkepanjangan, merusak infrastruktur, dan mengganggu aktivitas ekonomi serta kehidupan masyarakat.

Potensi Ancaman Rob Terhadap PLTGU

PLTGU yang berlokasi di daerah pesisir, seperti PLTGU Priok di Jakarta, berpotensi menghadapi berbagai ancaman akibat fenomena rob. Ancaman utama meliputi gangguan operasional akibat terendamnya peralatan penting, korosi pada infrastruktur akibat paparan air laut, serta peningkatan risiko pemadaman listrik jika sistem kelistrikan terganggu. Selain itu, rob dapat menghambat distribusi bahan bakar dan perawatan fasilitas, yang berdampak pada efisiensi serta keandalan pasokan listrik. Dalam jangka panjang, frekuensi rob yang semakin meningkat akibat perubahan iklim dan penurunan tanah bisa mengancam keberlanjutan operasional PLTGU, sehingga diperlukan langkah mitigasi yang sesuai dengan desain infrastruktur terhadap ancaman tersebut.

Foto: Area Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Priok, Jakarta Utara.

Envidata & PLN Indonesia Power UBP Priok

Pada Rabu, 26 Februari 2025, Envidata bersama tim tenaga ahli telah mengadakan rapat koordinasi di PLTGU Priok sebagai langkah awal sebelum pekerjaan memasuki tahap survei dan pengambilan data di lokasi yang terdampak rob. Rapat ini bertujuan untuk menyusun strategi kajian, mengidentifikasi potensi tantangan di lapangan, serta memastikan seluruh aspek teknis dan metodologi yang akan digunakan dalam penelitian telah dipersiapkan dengan matang. Secara spesifik, tenaga ahli yang didatangkan merupakan para pionir dalam bidang penanggulangan banjir rob, dengan pengalaman dan keahlian yang mendalam dalam merancang solusi berbasis ilmiah serta teknologi terkini. Para tenaga ahli yang terlibat dalam proyek ini terdiri dari Ahli Sumber Daya Air yang berfokus pada analisis hidrologi dan manajemen air, Ahli Sipil Struktur yang bertanggung jawab dalam perancangan serta ketahanan infrastruktur terhadap ancaman rob, serta Ahli Geoteknik yang mendalami karakteristik tanah dan dampaknya terhadap stabilitas bangunan di kawasan pesisir. Dengan kolaborasi lintas disiplin ini, diharapkan kajian yang dilakukan mampu menghasilkan rekomendasi yang komprehensif dan aplikatif dalam upaya mitigasi serta penanggulangan banjir rob di area PLTGU Priok.

Foto: Tim tenaga ahli Envidata (vest biru tua) sedang melakukan rapat koordinasi bersama tim UBP Priok.

Penerapan Asas K3 dalam pekerjaan di area pesisir

Agar seluruh tahapan kajian dapat berjalan dengan lancar dan aman, aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi faktor krusial yang harus diperhatikan, terutama mengingat lokasi kajian berada di area pesisir yang rentan terhadap berbagai risiko lingkungan. Penerapan asas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di area pesisir sangat penting untuk melindungi pekerja dari risiko yang khas di lingkungan tersebut, seperti banjir rob, cuaca ekstrem, dan kondisi tanah yang labil. Langkah-langkah K3 meliputi penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti sepatu anti-selip dan pakaian tahan air, serta pelatihan evakuasi darurat untuk menghadapi banjir atau gelombang pasang. Selain itu, perusahaan harus memastikan infrastruktur kerja, seperti jalan akses dan instalasi listrik, dirancang tahan terhadap kondisi pesisir yang ekstrem. Pemasangan sistem peringatan dini dan peningkatan kesadaran pekerja mengenai risiko lingkungan juga menjadi bagian dari strategi mitigasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan hasil kajian dapat menjadi landasan bagi pengambilan keputusan yang tepat dalam upaya meningkatkan ketahanan infrastruktur PLTGU Priok terhadap ancaman banjir rob yang terus meningkat akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah di Jakarta Utara.

Sumber: envidata.id